Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim Rahimahumallahu Ta’ala dalam buku Membentuk
Kepribadian Muslim Ideal menurut al-Qur’an dan as-Sunnah tulisan Dr ‘Ali
Hasyimi, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan pertanyaan
kepada para sahabat, “Sebutkan sebuah pohon yang dapat diumpamakan
seperti seorang Muslim? Ia berbuah setiap saat sesuai kehendak Tuhannya
dan tidak mudah jatuh daunnya?”
Di majlis yang mulia itu, semua sahabat
terdiam. Tidak ada yang bisa menyampaikan jawaban atas pertanyaan Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang mulia. Pun dengan Sayyidina Abu Bakar
ash-Shiddiq dan Sayyidina ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhuma.
Keduanya diam. Sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan
jawabannya.
Setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan jawaban, para sahabat pulang ke kediamannya masing-masing.
Dalam perjalanan pulang, Sayyidina ‘Umar
bin Khaththab berjalan bersama buah hati kebanggaannya, ‘Abdullah bin
‘Umar. Sang anak shalih ini bertutur, “Ayah, sebenarnya aku telah
menduga bahwa jawabannya adalah pohon kurma.”
“Mengapa engkau tidak menyampaikan jawaban itu kepada Rasulullah, wahai anakku?” tutur sang ayah.
“Jika (tadi) engkau menyampaikan jawabannya, hal itu lebih aku sukai melebihi ini dan ini.” pungkas sang ayah.
“Tidak ada yang menghalangi aku untuk
menyampaikan jawaban atas pertanyaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam,” ujar sang anak, “kecuali karena aku melihat engkau dan Abu
Bakar ash-Shiddiq tidak berkata satu kata pun. Aku sungkan.”
Sayyidina ‘Abdullah anak ‘Umar telah
memberikan teladan yang sangat indah kepada kita. Beliau urung
menyampaikan jawaban atas pertanyaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
lantaran rasa hormatnya kepada Sayyidina ‘Abu Bakar ash-Shiidiq dan
Sayyidina ‘Umar bin Khaththab, ayahnya.
Padahal, ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu
‘anhuma mengetahui jawabannya. Ia telah membuat perkiraan jawaban. Dan
perkiraan itu tepat, sebagaimana jawaban yang disampaikan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kisah ini, seharusnya membuat kita
merenung. Apalagi, banyak kaum Muslimin baru belajar yang sok tahu dan
sok menyalahkan para ulama yang belajar lebih dahulu dengan guru yang
lebih ‘alim serta faqih dalam urusan agama.
Berkacalah pada laki-laki ini. Ia
mengetahui jawaban atas pertanyaan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
tapi memilih diam karena di sana terdapat Sayyidina Abu Bakar dan
Sayyidina ‘Umar bin Khaththab.
Wallahu a’lam.
Sumber : Kisahikmah.com
Komentar
Posting Komentar