Hafal Al-Qur’an Dan Hadits Tidak Menjamin Masuk Surga


Hafal Al-Qur’an Dan Hadits Tidak Menjamin Masuk Surga – Berikut ini ada kisah menarik tentang seseorang yang hafal 30 juz Al-Qur’an dan beberapa Hadits, namun Allah belum memberinya hidayah. Kisah ini merupakan kisah nyata yang pernah dituturkan oleh Habib Quraisy bin Qosim Baharun Cirebon, dari kisah perjalanannya tahun 1996 silam. Semoga dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, dan mengetahui betapa berharganya iman dan Islam bagi kita.

Kisah Penghafal Al-Qur’an Dan Hadits Yang Tidak Mendapatkan Hidayah Allah

Kala itu pesawat melintasi daratan Afrika. Diantara salah satu penumpangnya ada Habib Quraisy dan ibu Tua yang berumur sekitar 65-70 tahun dengan berpenutup jilbab disebelahnya. Dalam perjalanan ibu Tua itu menyapa Habib Quraisy dan menanyakan tempat tujuannya dengan menggunakan bahasa arab yang sangat fasih.

“Mau kemana Anda?” Tanya Ibu Tua itu.

“Saya akan transit ke Yordan kemudian melanjutkan perjalanan ke Yaman”. Jawab Habib.

“Asalnya darimana?” Tanya ibu Tua itu kembali juga dengan bahasa arab yang sangat fasih. Kemudian Habib menjawab “Saya berasal dari Indonesia”.

Karena mengetahui Habib Quraisy orang Indonesia, kemudian ibu Tua itu menggunakan bahasa Indonesia dengan fasih. Padahal dari perbincangannya Ia tahu bahwa ibu Tua itu adalah wanita kelahiran Jerman dan warga Negara Jerman.

“Adik di Indonesia dimana?”. Habib Quraisy katakan “Saya di Jawa”.

Tak ubahnya seperti mengetahui sesuatu, Ibu itu lantas merubah dialognya dengan menggunakan bahasa Jawa yang dialegnya sangat halus dan sampai-sampai Habib tidak paham dengan apa yang dikatakannya. 

Habib berkata “Luar biasa, Ibu begitu banyak menguasai bahasa sampai bahasa Indonesia dan Jawa sekalipun, padahal Ibu orang Barat”.

Ibu Tua itu hanya tersenyum seraya berkata “Alhamdulillah saya menguasai sebelas bahasa dan duapuluh bahasa daerah”.

Silih waktu dari perbincangan Habib Quraisy bersama Ibu Tua itu akhirnya mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama.

Hafal Al-Qur’an Dan Hadits Tidak Menjamin Masuk Surga

Ibu Tua itu mulai mengupas pembahasan tentang Al-Qur’an dengan indah dan mahir. Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an, “Apakah Ibu Hafal Al-Qur’an ?” Beliau menjawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghafal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.

Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadits. Sehingga saya berupaya lagi untuk menghafal hadits tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadits Bulughul Marom di luar kepala”.  “Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya memilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya memilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya. Karena seringnya membaca Ihya Ulumuddin sampai pada akhirnya Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”. Habib Quraisy terperangah kagum melihat kehebatan dan luarbiasanya Ibu itu.

Namun karena tidak percaya begitu saja, akhirnya Habib mencoba untuk memberikan test dari kebenaran perkataannya itu. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain tentang asbabun-nuzul dan qaul Ibnu Abbas? Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata benar Ibu itu hafal Al Qur’an bahkan mampu menjawab tafsirnya dengan piawai dan mahir.

Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya mawat yang ada dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya dengan cukup jelas. Dan ketika Habib membahas tentang hadits Riyadhus Sholihin, Ibu Tua itu pun menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadits tersebut.

Dan lagi Ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub. Kembali Habib dibuat ternganga dan heran akan kehebatan Ibu Tua itu dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Pesawat akan mendarat di Airport. Lalu Ibu itu mengambil tasnya yang ada di kabin. Karena sudah merasa kenal, Habib pun membantu menurunkan 3 tasnya ke lantai pesawat.
Hafal Al-Qur'an Dan Hadits Tidak Menjamin Masuk Surga
Hafal Al-Qur’an Dan Hadits Tidak Menjamin Masuk Surga
Namun apa yang terjadi? Subhaanallah…Saat Ibu itu menunduk untuk mengambil tasnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib. Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu pun tersenyum dan berkata “Akan kujelaskan padamu nanti di hotel”. Habib akan transit selama sehari semalam, begitupun dengan Ibu Tua itu.

Di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobbi restaurant. Keduanya akhirnya bertemu. Kepada Habib Quraisy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini pemberian dari almarhumah ibu saya”.

Ia mengatakan bahwa Ia telah mempelajari Kristen, Hindu juga Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di balik wahyu Allah SWT dan hadits Nabi Muhammad SAW. Lalu Habib bertanya: “Apa agama Ibu sekarang?”. Dia mengatakan “Saya tidak beragama”.  “Andai Ibu masuk Islam, begitu membaca dua kalimat syahadat, ibu akan langsung mendapat titel ulama”. Karena luas nya ilmu yang dimiliki kata Habib. Ia menjawab, “Mungkin karena saya belum mendapat hidayah dari Allah“.
Seketika itu Habib Quraisy meneteskan airmatanya dan bersyukur kepada Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal 30 juz Al Qur’an dan hadits-hadits belum Allah izinkan untuk beriman kepada-Nya. Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi seorang muslim.

Adakah yang tahu??? Betapa mahalanya hidayah. Setinggi-tinggi ilmu, seluas-luasnya pengetahuan, sedalam-dalamnya pemikiran dan sekuat-kuatnya hafalan 30 Juz Al-Qur’an dan Hadits, tidaklah mampu menggapai hidayah. Karena hidayah itu datangnya dari Allah SWT. Sebagaimana hamba-Nya masuk surga karena rahmat-Nya, tidaklah cukup hanya menghafal Al-Qur’an dan Hadits.

Demikianlah kisah luar biasa ini. Semoga kita dapat mengambil ikhtibar betapa bersyukurnya kita dianugrahi iman dan Islam. Tinggal bagaimana kita mencari dan mempelajari Islam secara kaffah. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang husnul khotimah.

Ibu Tua itu bernama ANN MARIE SCHIMMEL, ahli terkemuka dalam literature Islam dan mistisisme (tasawuf), dikenal memiliki ingatan fotografis, berkebangsaan Jerman, dan seorang professor yang mengajar di tiga Universitas terkenal di tiga Negara berbeda. Ia wafat pada tahun 2003 di usia 80 tahun, entah bagaimana akhir kisah tentang keimanannya di sisa akhir hidupnya.

Komentar