Adakah musibah yang begitu menguras kepedihan hingga air mata terasa kering kemudian berganti dengan aliran darah hingga merusak badan dan pikiran kita?
Apakah kehilangan ayah dan ibu lantaran meninggal dunia?
Apakah kehilangan pasangan lantaran cerai atau meninggal dunia?
Apakah bangkrutnya usaha yang dirintis dari nol hingga besar dan bermanfaat bagi banyak orang?
Apakah hilangnya aset berupa rumah, tanah, harta, dan kepemilikan duniawi lainnya lantaran musibah yang tidak pernah diprediksikan sebelumnya?
Ataukah musibah-musibah lain yang tak kuasa dan mustahil kita detail satu persatu?
Sungguh, musibah terbesar bagi kaum Muslimin bukan itu. Seorang Muslim sejati tidak pernah sedih dengan dunia atau pernak perniknya. Orang Muslim tiada pernah galau atau khawatir dengan hal-hal remeh yang sedikit atau tiada manfaatnya.
***
***
Sebab setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, wahyu tidak diturunkan lagi. Setelah itu, selesailah tugas malaikat Jibril ‘Alaihis salam yang saban waktu turun ke bumi untuk menyampaikan pesan dari Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad dan umatnya.
Sayangnya, kita tidak pernah merenungkan kejadian ini. Sayangnya, kita terlalu sibuk dengan dunia hingga tidak menganggap kejadian ini sebagai musibah terbesar bagi kita, orang Islam dan kaum Muslimin.
Wallahu a’lam.
Sumber: kisahikmah.com
Komentar
Posting Komentar