Kekayaan yang dimilikinya menyilaukan mata hatinya. Ia tertipu daya oleh harta, emas dan perak miliknya. Ia memperlakukan kebanyakan orang dengan kesombngannya. Baginya, harta yang ia miliki adalah sumber kekayaan. Ia juga meniru gaya pakaian Firaun. Hidup dalam kemewahan dan glamour.
Orang-orang beriman mencoba menasehati Qarun agar tak tertipu oleh permata dunia. Mengingatkannya bahwa semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Mereka berharap Qarun menghentikan kesombongannya.
Orang-orang beriman berkata kepada Qarun, “Jangan lupakan hari akhir. Jangan lupakan kehidupan yang akan datang. Berbuatlah untuk kehidupanmu yang akan datang. Keluarkanlah emas dan perakmu untuk orang-orang miskin. Bersyukurlah kepada Allah karena apa yang telah Dia berikan padamu. Berbuatlah kebaikan pada sesama sebagaimana Allah berbuat kebaikan untukmu. Jangan berbuat kerusakan di negeri ini.”.
Meski sifat dan sikapnya yang angkuh lagi sombong, sebagian orang menyukai dan mentaatinya. Mereka mematuhi apa yang diperintah Qarun dan ingkar terhadap Nabi Musa. Harapan mereka begitu besar terhadap Qarun. Suatu saat mereka berharap Qarun memberikan uangnya.
Suatu hari Qarun keluar mengenakan pakaian berhiaskan emas. Begitu bangganya dia mengenakan pakaian tersebut. Beberapa orang miskin yang melihatnya, merasa iri akan apa yang Qarun miliki.
Mereka berkata, “Betapa bahagianya Qarun! Betapa beruntungnya ia! Jika saja kami memperoleh apa yang telah diperoleh Qarun! Sungguh ia memperoleh keberuntungan yang luar biasa!”
Orang-orang beriman yang mendengar perkataan orang-orang iri terhadap kekayaan Qarun, begitu sedih. Mereka mencoba menasehati orang-orang tersebut agar tak silau akan kekayaan dunia. Lebih baik mencari pahala ketimbang mencari harta yang bisa melupakan Allah Yang Maha Kuasa.
Nabi Musa mendatangi Qarun. Ia berkata padanya, “Jangan berbuat kerusakan di negeri ini. Janganlah tertipu dengan harta dan kekayaanmu.” Tak mempn apa yang dikatakan oleh Nabi Musa terhadap Qarun. Justru Qarun makin sombong dan ingin balas dendam kepada Nabi Musa. Ia bersekongkol menentang Nabi Musa. Bahkan ia menuduh dan menyebarkan kepada Bani Israil tentang kepalsuan Musa. Ia melawan dan menentang akan apa yang Musa lakukan.
Nabi Musa berdoa kepada Allah agar menghukum Qarun yang sombong dengan hukuman seberat-beratnya. Allah pun juga murka akan apa yang dilakukan Qarun. Allah hendak menghukum orang yang sombong dan tertipu oleh harta.
Hukuman pun datang kepada Qarun. Ia melihat istana miliknya bergetar. Ia ketakutan dan hendak melarikan diri. Tapi naas, ia tak sempat melarikan diri karena bumi menelan jasadnya. Pada saat itulah, Qarun beserta semua harta kekayaan yang dimiliki hilang ditelan oleh bumi.
Kejadian yang menimpa Qarun merupakan suatu pelajaran bagi orang-orang yang melihatnya. Mereka yang awalnya iri dan ingin hidup seperti Qarun, menyesal dan mengerti setelah mengetahui apa yang menimpa Qarun. Mereka sadar bahwa perbuatan baik itu lebih utama ketimbang harta.
Sikap baik hati kelak akan menolong dan tentu bermanfaat bagi sesama manusia. Sedangkan harta, emas, kekayaan, kesombongan justru akan menghancurkan pemiliknya.
Sumber: cyberdakwah.com
Komentar
Posting Komentar