Siapakah Orang Yang Paling Cerdas Menurut Rasulullah?
– Hidup di dunia ini bukanlah hidup yang panjang,
melainkan hanya sesaat saja. Tidak ada kekekalan di dunia ini.
Perjalanan yang sesungguhnya masih amat sangat panjang. Sehingga
Rasulullah SAW. selalu mengingatkan kepada umatnya agar senantiasa
beriman, percaya atas segala sesuatu yang ghaib, yang pasti akan
terjadi. Yakni kehidupan setelah di alam dunia.
Jadi, sebenarnya siapakah orang yang
paling cerdas menurut Rasulullah SAW?. Ada kaum Anshar yang menanyakan
hal serupa kepada Rasulullah.
Artinya: “Ya Rasulullah, orang
mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling
baik akhlaknya”. Kemudian ia bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling
cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan
paling baik persiapannya untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka
itulah orang-orang yang paling cerdas“. (HR. Ibnu Majah)
Siapakah Orang Yang Paling Cerdas Menurut Rasulullah?
Itulah jawaban Rasulullah ketika ditanya
tentang siapa orang yang paling cerdas. Jawabannya adalah orang yang
paling banyak mengingat kematian dan paling baik persiapan atau bekal
untuk kehidupan setelah kematian. Bukan mereka yang sukses dalam
karirnya, berpendidikan tinggi, memiliki IQ yang tinggi, juga bukan pula
mereka yang meraih banyak prestasi, atau kedudukan. Kecuali semua yang
diraih namun tetap didalam hatinya terdapat rasa takut akan panggilan
Allah yang tidak tahu kapan waktunya tiba, sehingga ia akan selalu ingat
akan kematian dan segala perbuatan yang dilakukana semata-mata hanya
untuk mencari bekal yang dapat menyelamatkannya kelak.
Janganlah terlena
dengan kehidupan di dunia ini. Maksimalkan waktu yang kita miliki ini
dengan sesuatu yang baik, yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Jangan
jadikan kebahagiaan dunia sebagai patokan yang harus dicapai.
Begitu banyak keutamaan yang dapat kita peroleh jika selalu mengingat kematian.
Lalu bagaimana jika masih lalai dalam mengingat kematian? bagaimana caranya agar kita ingat akan kematian?
Yang pertama, berusahalah untuk
memikirkan apa yang sudah dilakukan oleh diri ini selama hidup? sudahkah
saya taat terhadap perintah Allah azza wa jalla? Bagaimana sholat saya
yang banyak saya tinggalkan, atau saya lakukan namun lalai dalam sholat.
Apakah perbuatan saya selama ini akan menjadi petaka untuk saya nanti?
Kemudian cobalah berfikir bagaimana sakitnya saat sakaratul maut, kedahsyatan sakaratul maut itu tidak dapat kita bayangkan sahabat. Rasulullah bersabda yang artinya: “Sesungguhnya
semudah-mudah kematian itu seperti duri didalam bulu, maka tidaklah
keluar duri itu dari bulu melainkannya bersama duri itu ada bulu“.
Imam Ghozali menggambarkan tentang sakaratul maut: “Demi
Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi mampu berbicara
sekejap saja, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) kepada
kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah itu, dan mulai menangisi
diri kalian sendiri“.
Sumber : catatanmuslimah.com
Komentar
Posting Komentar