Dilarang Nabi Saat Berdoa, Tapi Banyak Diamalkan Umat Akhir Zaman



sumber gambar: www.vebidoo.de
 
Berdoa sebagai salah satu jenis bahkan inti ibadah memiliki serangkaian aturan, kaidah, dan juga rahasianya. Melanggar kaidah dengan atau tanpa sengaja merupakan salah satu sebab tidak terkabulnya doa.

Salah satu larangan yang sering dikerjakan oleh sebagian kaum Muslimin ialah berdoa dengan menggunakan sajak atau kata-kata yang indah. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Syeikh Abu Bakar Al-Thurthusy Al-Andalusi dalam kitabnya Al-Ma’tsurat.

“Banyak orang yang beranggapan bahwa kalimat doa harus mengandung sajak dan kata-kata indah. Lantaran hal tersebut, mereka mengacu pada keindahan dan kefasihan bahasa dan kata-kata.” terang Syeikh Abu Bakar dalam bab ke-13, Memilih Redaksi Doa.
Akibatnya marak doa-doa berupa sajak layaknya syair, puisi, dan sejenisnya. Hingga tak sedikit yang berlomba-lomba dalam membaguskan redaksi doa dengan kalimat-kalimat indah sesuai dengan harapannya.

“Akhirnya doa menjadi paduan kata-kata indah yang bersajak. Mereka saling berlomba dalam menghadirkan kalimat doa yang indah tersebut.” lanjut Syeikh Abu Bakar.

Meski marak, hal ini merupakan perbuatan yang terlarang.

“Hanya saja, hal itu (berdoa dengan redaksi bersajak) terlarang.” pungkasnya.

Sebagai dalilnya, Syeikh Abu Bakar menyebutkan doa-doa yang dipanjatkan oleh para Nabi sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur’an, hadits-hadits shahih, juga doa yang dipanjatkan oleh orang-orang shalih terdahulu.

Mereka memberi contoh redaksi doa dengan kalimat yang santun, langsung ke persoalan, dan dilengkapi dengan pujian kepada Allah Ta’ala serta pengakuan atas kelemahan diri.

Para Nabi dalam doanya kerap menggunakan kalimat Rabbi, Rabbanaa, dan Allahumma.

Riwayat lain yang menegaskan terlarangnya penggunaan sajak dalam berdoa juga disebutkan dalam hadits Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya.

“Perhatikanlah sajak dalam berdoa. Jauhi itu. Sungguh, aku mengetahui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya tidak melakukan itu.” tutur sahabat mulia ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu.

Sahabat lain yang juga menyatakan hal ini adalah Zubayr bin Awwam. Suatu hari, beliau kedatangan tamu yang menanyakan tentang kalimat doa. Kepada laki-laki itu, Zubayr melarang menggunakan kalimat tersebut untuk berdoa.

“Mereka telah berbohong. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya bukanlah orang yang suka bersajak (dalam berdoa).”

Adalah bagian dari iman kepada Nabi ketika kita berupaya mempercayai semua ajaran dan contoh dari mereka, termasuk dalam redaksi doa. 

Sumber : Kisahikmah.com

Komentar