Wahai muslimah, jangan menikah dengan lelaki yang suka meninggalkan sholat fardhu,


Wahai muslimah, jangan menikah dengan lelaki yang suka meninggalkan sholat fardhu,

10613010_1007620882588254_6981616300863485289_n


Wahai muslimah, jangan menikah dengan lelaki yang suka meninggalkan sholat fardhu, dan lelaki yang malas sholat fardhu berjamaah di masjid tanpa udzur. Sholat aja ditinggalkan, apalagi kamu.

Jangan percaya dengan orang yang melalaikan shalatnya, karena sebagaimana dia melupakan Rabbnya, dia pun akan menjual janji kepadamu dengan harga yang murah (tidak bisa dipercaya).
=========
Wanita bebas mencari suami dengan kriteria apapun sesuai keinginannya (segi fisik, kekayaan, keturunan, pekerjaan, sifat2, umur, domisili, visi misi, kemampuan memberi nafkah, tidak berpoligami, dll), namun ada 2 kriteria yang tidak boleh ketinggalan dalam memilih suami yaitu: bagus agamanya dan bagus akhlaknya.
Lelaki yang sering meninggalkan sholat fardhu sudah pasti jelek agamanya.

Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barangsiapa yang selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi.

Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat.”

Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, “Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.” (Lihat Ash Sholah, hal. 12)
==================

Komentar