Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal manusia kepada Allah Azza wa Jalla.
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Inilah bulan yang di dalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad; Hasan)
Setelah kita tahu keutamaan bulan Sya’ban, berikut ini tiga amal khusus di bulan Sya’ban yang dituntunkan melalui hadits-hadits shahih.
Memperbanyak puasa sunnah
Amal di bulan Sya’ban yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah memperbanyak puasa sunnah.
Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saat mengetahui beliau banyak melakukan puasa sunnah di bulan Sya’ban.
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada
Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di
satu bulan melebihi puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini
adalah bulan yang dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara
bulan Rajab dan Ramadhan. Di bulan inilah amal perbuatan manusia
diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena itu aku ingin saat amalku
diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i; hasan)
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha juga meriwayatkan kebiasaan hadits yang menunjukkan amal di bulan Sya’ban ini.
لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan yang lebih banyak
daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan
Sya’ban. (HR. Al Bukhari)
Ketika menjelaskan hadits ini dalam
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menerangkan bahwa kalimat “berpuasa
sebulan penuh” adalah ungkapan majaz. Dalam ungkapan bahasa Arab,
seseorang boleh mengatakan “berpuasa sebulan penuh” padahal yang
dimaksud adalah “berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu”.
Dari keterangan tersebut, kita menjadi
tahu bahwa berpuasa sunnah di bulan Sya’ban menjadi begitu istimewa
karena pada bulan ini amal diangkat, bulan ini dilalaikan oleh banyak
manusia, dan sekaligus puasa Sya’ban merupakan persiapan puasa Ramadhan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhyidin Mistu, Mushthafa Al-Bugha,
dan ulama lainnya dalam Nuzhatul Muttaqin.
Ulama yang lain menjelaskan bahwa
memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban itu maksudnya adalah
puasa-puasa sunnah. Yakni puasa Senin Kamis, puasa ayyamul bidh, puasa
Dawud dan puasa yang disunnahkan lainnya.
Membayar hutang puasa
Amal ini khususnya untuk para muslimah.
Karena sebagaimana dimaklumi, muslimah memiliki udzur yang tak dimiliki
muslim laki-laki. Yakni haidh yang menyebabkan mereka terhalang puasa
beberapa hari.
Sebagian muslimah mungkin tuntas
membayar hutang puasa ini beberapa bulan setelah Ramadhan. Namun ada
kalanya muslimah belum sempat menunaikan qadha’ puasa. Maka Sya’ban
merupakan bulan terakhir untuk membayar hutang puasa tersebut,
sebagaimana yang dilakukan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha.
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم
Aku punya hutang puasa Ramadan, aku
tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. Al Bukhari)
Memperbanyak amal shalih
Amal ketiga pada bulan Sya’ban ialah
memperbanyak ibadah dan amal shalih secara umum. Baik menggiatkan shalat
rawatib, shalat malam, tilawah Al-Qur’an, sedekah, amal sosial dan
lain-lain. Karena bulan Sya’ban merupakan bulan diangkatnya amal, maka
alangkah baiknya ketika amal kita benar-benar bagus pada bulan ini.
Adapun untuk amal-amal yang masuk
kategori ibadah mahdhah, hendaklah berpegang pada sunnah Rasulullah.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)
Wallahu’alam bish shawab.
Sumber : bersamadakwah.net
Komentar
Posting Komentar