“Semoga
Allah merahmati seseorang yang mencari penghasilan dengan baik,
membelanjakan harta secara hemat, dan menyisihkan sebagai persediaan di
saat kekurangan dan kebutuhannya,” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
“Kedua
telapak kaki seorang hamba tidak akan beranjak dari tempat
kebangkitannya di hari kiamat, sebelum ia ditanya tentang empat hal,
yang di antaranya adalah: tentang hartanya dari mana ia memperoleh dan
bagaimana ia membelanjakannya,” (HR. Tirmidzi)
Efektif
dalam menggunakan uang belanja menjadi sebuah keharusan. Segala jenis
pembelanjaan yang dilakukan oleh keluarga hendaknya terhindar dari unsur
yang sia-sia dan tidak berguna. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan masalah pembelanjaan keluarga, yaitu:
1. Memastikan bahwa harta yang diperoleh adalah halal
Ada yang bilang “Mencari yang haram saja susah!” atau “Kalau
dipikir-pikir dan ditelusuri, semua hal di dunia ini yang berkaitan
dengan uang, lebih banyak haramnya kaliii, kita kan tidak pernah bisa
memastikan uang yang kita terima tersebut sudah berputar ke mana saja
dan dipegang siapa saja!”
Mungkin,
kita tidak bisa memberantas kejahatan utuh 100%. Tapi, bagaimana bila
kita diberi kemampuan untuk memberantas kejahata sebesar 50%. Mana yang
akan kita pilih, kejahatan berkurang 0% alias tidak berkurang sama
sekali atau berkurang 50%? Begitula kira-kira. Daripada berusaha mencari
pembenaran dan pembenaran lebih baik bila kita berusaha untuk
memberikan rizki yang halal bagi keluarga kita.
“Dan
janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang batil dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu
kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta
orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui,” (Al-Baqarah:
188)
2. Mencatat sumber-sumber pemasukan beserta besarnya
Ada beberapa orang yang menganggap bahwa mencatat pemasukan itu tidak penting. “Toh nanti juga akan digunakan!” atau “Aku tidak memiliki waktu untuk mengurusi hal-hal kecil semacam itu!”
Begitulah kira-kira alasannya. Padahal, mencatat sumber-sumber
pemasukan beserta besarnya adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh
pasangan suami istri karena catatan tersebut akan membantu mereka dalam
hal perencanaan keuangan di masa sekarang dan yang akan datang. Mencatat
sumber-sumber pemasukan juga membuat kita tahu seberapa besar kemampuan
finansial kita. Untuk bahasan ini, lebih lanjut akan dijelaskan pada
bab cash flow dalam rumah tangga.
3. Mencatat pengeluaran
Selain
mencatat sumber-sumber pemasukan, juga harus dicatat jenis-jenis
pengeluaran. Lagi-lagi, masih banyak yang menganggap mencatat
pengeluaran sebagai hal yang kurang penting. “Ribet! Cuma gitu aja! Gak efektif!”
dan beragam alasan lainnya. Padahal, mencatat pengeluaran sama
pentingnya dengan mencatat pemasukan. Mungkin banyak para istri yang
merasa tidak melakukan pembelanjaan dalam jumlah besar namun tiba-tiba
uang yang ada di tangan habis. Sementara sang suami juga kaget karena
baru beberapa hari yang lalu memberi uang kenapa dalam tempo yang
singkat bisa habis? Tak jarang masalah tersebut bisa menimbulkan konflik
antar suami istri. Suami menganggap istri terlalu boros sedangkan istri
menganggap dia tak pernah membelanjakan uang pemberian suami untuk
hal-hal yang tidak penting.
Referensi:
Ariefiansyah, Miyosi. 2012. Cash Flow Management untuk Awam dan Pemula. Jakarta: Laskar Aksara.
Ariefiansyah, Miyosi. 2012. Hartamu Hartaku Hartaku Punya Siapa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Penulis:
Miyosi Ariefiansyah alias @miyosimiyo pemilik www. rumahmiyosi.com ini adalah seorang istri, ibu, penulis, dan pembelajar.
Sumber : ummi-online.com
Komentar
Posting Komentar